Prolog
Di era digital saat ini, setiap perusahaan terus memaksimalkan penggunaan teknologi komunikasi modern untuk memasarkan atau mempromosikan produk dan layanan yang ditawarkannya. Perusahaan sudah menyadari bahwa terjadi perubahan konsumen yang kini semakin banyak terdapat di dunia maya. Berdasarkan hasil survei dari Laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Indonesia per Januari 2022. Selain itu, tingkat penetrasi internet di Indonesia saat ini mencapai 73,7% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 277,7 juta orang pada Januari 2022.
Sumber: We Are Social (Indonesia Digital Report 2022)
Pengguna internet yang banyak tersebut membuat perusahaan berlomba-lomba untuk membuat strategi yang pas untuk mendapatkan pelanggan. Promosi yang semakin kreatif akibat perkembangan teknologi dan komunikasi ini telah membuat perubahan dalam setiap aktivitas marketing perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan online marketing. Selain penggunaan media online marketing, hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana dapat memahami perilaku konsumen saat ini. Hal itu akan berdampak pada penyampaian pesan yang akan disampaikan oleh perusahaan pada setiap pemasaran atau promosi yang dilakukan dan untuk mencapai keunggulan kompetitif dari para pesaing yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Secara garis besar pada artikel ini akan menjelaskan mengenai konsep, sistematika, implementasi online marketing dan consumer behaviour model terhadap sektor bisnis. Pemaparannya sebagai berikut:
Online Marketing
Online marketing adalah teknik atau sistem marketing yang dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dan sistem digital, misalkan melalui media sosial, blog, website, browser, dsb. Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan ketimbang dengan pemasaran tradisional, yaitu:
a. Dapat dilihat atau dijangkau oleh lebih banyak orang, tidak hanya di satu daerah bahkan sampai lintas negara
b. Lebih hemat dalam pembiayaan pemasaran/promosi
c. Dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun
Manfaat yang telah dipaparkan tersebut, memiliki tantangan ketika ingin diimplementasikan. Hal tersebut dikarenakan saat ini terdapat berbagai macam jenis online marketing, kemampuan atau keahlian (skill) dan tahapan implementasi. Adapun jenis-jenis untuk Online Marketing sebagai berikut :
a. Social Media Marketing
Pemasaran ini dilakukan di media sosial yang umumnya seperti, Facebook, Instagram, Tiktok, dsb.
b. Website
Media online marketing melalui website ini memiliki potensi yang baik kedepannya untuk promosi. Karena semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan internet dan otomatis semakin banyak juga masyarakat yang mengunjungi website. Online marketing melalui website dinilai lebih efektif dibandingkan dengan media sosial dan email karena terus berkembang, dan meningkat penggunaannya
c. Search Engine Marketing
Search Engine Marketing ini merupakan jenis online marketing yang mempromosikan website perusahaan agar dapat memposisikan halaman pertama dalam pencarian google. Secara singkat, contohnya jika pengguna mencari sesuatu yang berhubungan dengan baju, terdapat website perusahaan baju tersebut pada halaman pertama di paling atas.
d. Email Marketing
Jenis ini lebih diutamakan pada pelanggan yang sudah beli sebelumnya. Tujuannya sendiri untuk mempertahankan konsumen atau meningkatkan loyalitas konsumen dengan cara mengirimkan berbagai promosi, penawaran promo, produk, dsb kepada email pelanggan.
Meskipun terdengar mudah, nyatanya Online Marketing ini perlu dilakukan dengan berbeagai tahap, dengan tujuan pemasaran yang dilakukan tersampaikan dan tertuju ke target konsumen, beberapa tahap yaitu:
a. Menentukan strategi dan jenis pemasaran online
Ini dilakukan agar mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan, mulai dari pengemasan, pembuatan konteks, keterampilan yang dibutuhkan, dsb
b. Menentukan target konsumen
Penentuan target ini bisa beragam karena pengguna internet yang berumur berbagai macam, tetapi rata-rata pengguna adalah kalangan remaja.
c. Menentukan media digital yang tepat
Tahap ini perlu diperhatikan agar dapat mengetahui arah dan tujuan pemasaran yang dilakukan seperti apa
d. Membuat konten yang menarik
Yang dimaksud dengan konten yang menarik adalah dapat membuat konsumen penasaran dan bersifat persuasif. Konten yang menarik ini perlu disesuaikan juga dengan media digital apa yang digunakan, karena berbeda media maka berbeda pula konten yang dibuat
b. Menggunakan tools untuk pemantauan
Beberapa tools yang dapat digunakan untuk pemantauan pemasaran online ini diantaranya seperti menggunakan Google analytics, Yoast, dsb. Manfaat menggunakan tools tersebut dalam aktivitas pemasaran adalah perusahaan dapat mengetahui jumlah volume user atau konsumen yang tertarik dengan advertisement yang telah dibuat apakah terjadi peningkatan atau malah justru menurut. Sehingga perusahaan sendiri dapat melakukan evaluasi apabila suatu pemasaran belum sesuai target atau harapan yang diinginkan.
Online
Marketing sudah banyak diimplementasikan di Indonesia khususnya pada sektor
bisnis. Karena terbukti efektif dan juga efisien. Contoh beberapa perusahaan Indonesia
yang berhasil dengan pemasaran melalui digital seperti Tokopedia, Gojek,
Kredivo, dsb. Salah satu jenis pemasaran yang dilakukan yaitu, E-mail
Marketing. Perusahaan mengirimkan email kepada konsumen untuk terus
mempertahankan konsumen dengan menawarkan berbagai promosi menarik, diskon
dengan tujuan agar konsumen me melakukan transaksi secara
repetitif.
Sumber: Gojek Indonesia (@gojekindonesia) • Instagram photos and videos
Selain itu, juga dengan melakukan Social Media Marketing, ini ditujukan agar dapat meningkatkan brand awareness perusahaan di mata konsumen. Perusahaan-perusahaan di Indonesia berbondong-bondong untuk membuat konten di media sosial yang menarik, kreatif, dan inovatif, maka dengan begitu, perusahaan dapat mengumpulkan berbagai konsumen di berbagai kalangan dan juga meningkatkan komunikasi serta interaksi dengan konsumen. Karena dengan adanya media sosial, ini memudahkan konsumen untuk berkomunikasi ke pihak perusahaan apabila ada keluhan, menanyakan promo menarik, dan sebagainya.
Consumer Behavior Model
Secara definisi Consumer Behavior Model dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang dimana terdapat keterlibatan antar individu, group maupun organisasi dalam berbagai macam aktivitas bisnis seperti purchase (Pembelian), use (Penggunaan), transaction (transaksi) dan berbagai macam aktivitas lainnya sehingga dapat mempengaruhi referensi, emosi, kebiasaan dan sikap pengguna (konsumen). Jika merujuk pada model consumer behavior pada teori Hawkins, model pada consumer behavior dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber: (Hawkins & Mothersbaugh, 2016)
Menurut Hawkins dalam bukunya, model consumer behavior dapat dikelompokkan secara eksternal dan internal. secara eksternal tersusun atas budaya, sub-budaya, demografi, status sosial, keluarga, aktivitas pemasaran. Sedangkan secara internal tersusun atas persepsi, memori, proses, motivasi, personaliti, emosi dan sikap. Kedua faktor inilah yang membentuk suatu konsep diri (self-concept) dan gaya hidup (life-style). Kemudian, setelah konsep diri (self-concept) dan gaya hidup (lifestyle) telah terbentuk maka ada dua golongan konsumen sebelum masuk ke dalam tahap keputusan pembelian. Konsumen pertama adalah orang-orang yang membeli suatu produk berdasarkan kebutuhan mereka, dalam arti bisa jadi suatu kebutuhan yang bersifat pokok dan harus terpenuhi. Konsumen yang kedua adalah orang-orang yang membeli suatu produk berdasarkan keinginan, dalam arti bisa jadi suatu produk yang mereka dambakan untuk flexing, self reward, brand awareness dan sebagainya.
Setelah mengetahui golongan konsumen, maka step selanjutnya adalah memahami keputusan pembelian konsumen. Sebagai langkah awal konsumen akan mempelajari masalah yang dialami sehingga membutuhkan produk, maka dari itu mereka akan mencari solusi terhadap permasalahan itu yang dikenal dengan tahapan (information search). Setelah mendapatkan solusi dan informasi maka konsumen tidak akan langsung melakukan pembelian, disini konsumen akan melakukan yang namanya pemilihan alternatif yang biasanya dipengaruhi oleh harga, kualitas dan pelayanan suatu produk atau usaha. Setelah menentukan alternatif mana yang cocok, disini konsumen akan melakukan pembelian. Langkah terakhir konsumen akan memberikan review terhadap produk, apakah mereka puas atau tidak? sehingga setelah melihat review usaha perusahaan dapat melakukan evaluasi agar dapat meningkatkan kinerja bisnisnya agar lebih optimal dari sebelumnya. Maka dari itu pada implementasinya di sektor bisnis, suatu perusahaan harus melakukan riset and development yang baik dan optimal dalam memahami kebutuhan konsumen. Perusahaan juga harus mampu membuat targeting terhadap produk yang akan dijual dan dipasarkan. Implementasi tersebut nantinya akan memuat beberapa pertanyaan yang tentunya harus mampu dijawab oleh perusahaan yang akan menjual dan memasarkan produk dalam rangka mempengaruhi consumer behavior konsumen. Contoh pertanyaan yang akan muncul seperti :
a. Apakah produk yang dijual dan dipasarkan akan mempengaruhi perilaku konsumen secara internal atau eksternal ?
b. Bagaimana strategi perusahaan dapat membentuk suatu konsep diri (self-concept) dan gaya hidup (lifestyle) sehingga mempengaruhi consumer behavior untuk konsumen yang ditargetkan ?
c. Bagaimana strategi perusahaan dalam meningkatkan loyalitas konsumen dan mempengaruhi behavior sehingga konsumen tidak hanya melakukan “beli-putus” namun akan melakukan repeat order ?

No comments:
Post a Comment